Post by Najika on Oct 15, 2008 19:27:12 GMT 8
Ini adalah rangkain masa lalu Nheo iiang cukup misterius.
Tentang bagemana dia bisa punya kalung bernama Aldera Yurinera,
kenapa dia bisa gag mesum lagi, dan masih banyak yang lainnya.
Mari kita mulai dari "kenapa dia gag mesum lagi".
Waktu itu setting waktu *lah* menunjukkan saat musim semi.
Nheo masih umur 14 tahun. Dia dapet beasiswa sekolah di Jepang slama SMP.
Jadi itulah mengapa, dia di Jepang saat klas 1 SMP.
Nheo lagi berkemas-kemas. Baru setahun dia skolah di Jepang, dia rupanya sudah dapet banyak teman.
Di sekolahnya itu, dia termasuk cukup populer. Waktu itu Nheo orangnya mesum, n sifatnya khas sifat2 anak cowo seumuran dia.
1 hal yang temen-temennya gak tau.
Nheo pinter main piano.
Jadi tiap pulang sekolah, dia selalu nunggu waktu pulang paling akhir, trus nyempetin diri sebelum pulang ke ruang musik yang ada di pojokan gedung sekolahnya.
Seperti saat itu. Seusai berkemas, Nheo melakukan aktivitas rutinnya.
tiing..tiing..
denting piano terdengar dari ruangan tempat Nheo main.
tanpa disadarinya, seorang gadis mengintip dari balik pintu. Gadis itu berdecak kagum mendengar aksi piano Nheo.
Menyadari ada yang mengintip, Nheo balik badan.
"E..ee..ehh.. ssii..si..a..a.pa. lo.." katanya kaget.
Cewek itu berjalan ke arah Nheo trus ngajak berjabat tangan.
"Aldera Yurinera. Panggil aja Dera." katanya.
Nheo membalas uluran tangan Dera.
"Gw Nheo. Awas kalo lo bilang2 soal tadi." katanya lagi.
Dera tersenyum ke arah Nheo. Nheo langsung melongo ngeliat senyuman Dera.
"Tenang aja. Permainanmu bagus.." katanya memuji.
Dera melirik ke arah jam tangannya.
"Gotta go, see u..!" katanya sambil melambaikan tangan.
Nheo bengong.
Cewe aneh pikirnya.
Sejak saat itu, Dera slalu dateng tiap Nheo main piano.
Lama kelamaan, Nheo gak bisa cuek juga.
"Knapa sih lo slalu kesini.? Gak ada kerjaan.?"
Dera menoleh.
"Aku suka permainan pianomu, memang gak boleh.?" katanya sambil tersenyum.
Entah kenapa, tiba2 jantung Nheo berdegup kencang melihat senyuman Dera.
Kenapa gw.??
Dari situlah Nheo menyadari bahwa dia menyukai Dera.
Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa di bawah iniii...
Dera duduk di bawah gugurnya bunga sakura.
Angin bertiup sepoi-sepoi. Dia make jaket dan mukanya tampak pucat.
Nheo yang baru dateng dari perpus, ngeliat Dera.
Dia langsung menghampiri Dera.
"Hai.." sapanya.
Dera menoleh dan tersenyum singkat.
"Muka lo pucat.." Nheo terlihat khawatir.
"Tak apa. Aku biasa begini." jawabnya sambil tersenyum seolah mengisyaratkan bahwa dia baik2 saja.
Muka Nheo panas melihat Dera yang begitu.
Hatinya bimbang. Bilang, engga, bilang, engga..
Tiba-tiba mereka menoleh dan ngomong barengan.
"Akuu.."
Karena jarak yang begitu dekat, mereka sama-sama memalingkan muka.
"Kamu duluan deh.." usul Dera.
Sriiet.. Rasa sakit langsung menghantam perut Dera. Mukanya tambah pucat.
"Gw..."
Belum lese Nheo ngomong, tiba-tiba Dera pingsan. Nheo yang panik langsung ngelariin dia ke RS.
****Di RS****
Nheo menunggu gelisah di luar ruangan Dera. Tangannya membentuk tangan orang berdoa *kayak orang katolik berdoa thu lo..*.
Tak lama kemudian, dokter dan ortunya Dera dateng.
Ibunya Dera yang menghampiri Nheo.
"Dia biasa begini jika sudah kambuh. Tapi tak pernah separah ini.."
"Dii..ii..a. sakit a.pa.?"
"Kanker hati. Dia sudah begini sejak dia kecil."
Nheo kaget setengah mampus.
"Ba..ga..imana.. mung..kin.??"
Ibu Dera hanya menggeleng lemah. Tak lama kemudian, dia mempersilahkan Nheo masuk.
Nheo berjalan gontai.
Dia duduk di samping Dera yang tak sadarkan diri dan menggenggam tangannya.
"Knapa lo gini.?? Dulu lo kan sehat.??"
Tak terasa, air mata Nheo mengalir.
Dalam hati, dia berdoa pada Tuhan.
Tuhan tolonglah.. Buat dia sadar.. Ak janji slama dia hidup, gw gak akan mesum lagi.
Akhirnya, beberapa hari kemudian, Dera sadar dan hampir pulih walau gak sembuh.
Pas dia sadar itulah Nheo bilang kalo dia suka Dera dan akhirnya jadian (untuk detailnya kapan2 aja deh..)
Dan b-coz of that, Nheo jadi anak bae2 n gak mesum lagi setelah ituu...
Nyeh, sebenernya adegan2 pentingnya masih banyak. Yang soal kalung, dsb.
Tapi tangan saiia ude pegel ngetik. Jadi iia segini saja =p
Tentang bagemana dia bisa punya kalung bernama Aldera Yurinera,
kenapa dia bisa gag mesum lagi, dan masih banyak yang lainnya.
Mari kita mulai dari "kenapa dia gag mesum lagi".
Waktu itu setting waktu *lah* menunjukkan saat musim semi.
Nheo masih umur 14 tahun. Dia dapet beasiswa sekolah di Jepang slama SMP.
Jadi itulah mengapa, dia di Jepang saat klas 1 SMP.
Nheo lagi berkemas-kemas. Baru setahun dia skolah di Jepang, dia rupanya sudah dapet banyak teman.
Di sekolahnya itu, dia termasuk cukup populer. Waktu itu Nheo orangnya mesum, n sifatnya khas sifat2 anak cowo seumuran dia.
1 hal yang temen-temennya gak tau.
Nheo pinter main piano.
Jadi tiap pulang sekolah, dia selalu nunggu waktu pulang paling akhir, trus nyempetin diri sebelum pulang ke ruang musik yang ada di pojokan gedung sekolahnya.
Seperti saat itu. Seusai berkemas, Nheo melakukan aktivitas rutinnya.
tiing..tiing..
denting piano terdengar dari ruangan tempat Nheo main.
tanpa disadarinya, seorang gadis mengintip dari balik pintu. Gadis itu berdecak kagum mendengar aksi piano Nheo.
Menyadari ada yang mengintip, Nheo balik badan.
"E..ee..ehh.. ssii..si..a..a.pa. lo.." katanya kaget.
Cewek itu berjalan ke arah Nheo trus ngajak berjabat tangan.
"Aldera Yurinera. Panggil aja Dera." katanya.
Nheo membalas uluran tangan Dera.
"Gw Nheo. Awas kalo lo bilang2 soal tadi." katanya lagi.
Dera tersenyum ke arah Nheo. Nheo langsung melongo ngeliat senyuman Dera.
"Tenang aja. Permainanmu bagus.." katanya memuji.
Dera melirik ke arah jam tangannya.
"Gotta go, see u..!" katanya sambil melambaikan tangan.
Nheo bengong.
Cewe aneh pikirnya.
Sejak saat itu, Dera slalu dateng tiap Nheo main piano.
Lama kelamaan, Nheo gak bisa cuek juga.
"Knapa sih lo slalu kesini.? Gak ada kerjaan.?"
Dera menoleh.
"Aku suka permainan pianomu, memang gak boleh.?" katanya sambil tersenyum.
Entah kenapa, tiba2 jantung Nheo berdegup kencang melihat senyuman Dera.
Kenapa gw.??
Dari situlah Nheo menyadari bahwa dia menyukai Dera.
Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa di bawah iniii...
Dera duduk di bawah gugurnya bunga sakura.
Angin bertiup sepoi-sepoi. Dia make jaket dan mukanya tampak pucat.
Nheo yang baru dateng dari perpus, ngeliat Dera.
Dia langsung menghampiri Dera.
"Hai.." sapanya.
Dera menoleh dan tersenyum singkat.
"Muka lo pucat.." Nheo terlihat khawatir.
"Tak apa. Aku biasa begini." jawabnya sambil tersenyum seolah mengisyaratkan bahwa dia baik2 saja.
Muka Nheo panas melihat Dera yang begitu.
Hatinya bimbang. Bilang, engga, bilang, engga..
Tiba-tiba mereka menoleh dan ngomong barengan.
"Akuu.."
Karena jarak yang begitu dekat, mereka sama-sama memalingkan muka.
"Kamu duluan deh.." usul Dera.
Sriiet.. Rasa sakit langsung menghantam perut Dera. Mukanya tambah pucat.
"Gw..."
Belum lese Nheo ngomong, tiba-tiba Dera pingsan. Nheo yang panik langsung ngelariin dia ke RS.
****Di RS****
Nheo menunggu gelisah di luar ruangan Dera. Tangannya membentuk tangan orang berdoa *kayak orang katolik berdoa thu lo..*.
Tak lama kemudian, dokter dan ortunya Dera dateng.
Ibunya Dera yang menghampiri Nheo.
"Dia biasa begini jika sudah kambuh. Tapi tak pernah separah ini.."
"Dii..ii..a. sakit a.pa.?"
"Kanker hati. Dia sudah begini sejak dia kecil."
Nheo kaget setengah mampus.
"Ba..ga..imana.. mung..kin.??"
Ibu Dera hanya menggeleng lemah. Tak lama kemudian, dia mempersilahkan Nheo masuk.
Nheo berjalan gontai.
Dia duduk di samping Dera yang tak sadarkan diri dan menggenggam tangannya.
"Knapa lo gini.?? Dulu lo kan sehat.??"
Tak terasa, air mata Nheo mengalir.
Dalam hati, dia berdoa pada Tuhan.
Tuhan tolonglah.. Buat dia sadar.. Ak janji slama dia hidup, gw gak akan mesum lagi.
Akhirnya, beberapa hari kemudian, Dera sadar dan hampir pulih walau gak sembuh.
Pas dia sadar itulah Nheo bilang kalo dia suka Dera dan akhirnya jadian (untuk detailnya kapan2 aja deh..)
Dan b-coz of that, Nheo jadi anak bae2 n gak mesum lagi setelah ituu...
Nyeh, sebenernya adegan2 pentingnya masih banyak. Yang soal kalung, dsb.
Tapi tangan saiia ude pegel ngetik. Jadi iia segini saja =p