Post by Natsuki on Sept 26, 2008 18:38:17 GMT 8
Rekapitulasi ulang kejadian-kejadian gila *edit* mantab yang berhubungan dengan karakter-karakter saia :3
ONSEN NIGHTMARE- Reia
Gw melihat Vei. Gw jadi nggak enak sama kejadian di toko es krim.
Waktu itu gw emang kelewat sensi
gw kayaknya musti minta maaf ke Vei deh...nggak enak perasaan gw kalo diem-dieman gini
"Ehm... Vei..." gw manggil Vei sambil rada malu-malu *lah*
"Iya?" tanyanya, tidak merasakan apapun *hintnya maksudnya*.
"Nggak disangka ya, ketemu Maya di sini" katanya senyum nyengir.
Buset, dia udah lupa tuh? Gw aja masih kepikiran sampe sekarang.
Biarin deh. Lupain aja. Lupain.
"Ah, nggak jadi ding. Manggil doang." gw nyengir
Gw mencoba mengalihkan perhatian, mencari pembicaraan baru.
Apa ya... apa ya...
Ah, sekilas gw kayak ngeliat ada orang berambut putih deh. Mane ya?
Ah. Itu die anaknya. Kayaknya kenalannya Vei.
"Eh, itu kenalanmu ya?" gw menunjuk ke Das. "Anaknya aneh bener ya. Eh salah. KAKEK2 yang aneh ya." gw menekankan kata-kata 'kakek'
"Oh, ya sudah" kata Vei kemudian bersandar lagi.
"Ah? Das ya? Iya, dia temanku dulu. Nggak aneh sih.."
"*ahem*"
Gw menoleh, melihat Das sedang *ahem* seperti nyadar dirinya dibicarakan. Tiba-tiba di pikiran gw tersirat ide yang menyenangkan.
Looks like fun.
Gw mendekati Das, pasang tampang yang udah jelas banget, PURA-PURA KHAWATIR
"Kek, kakek kenapa? Batuk ya? Nggak apa-apa kan? Kelamaan berendem di onsen sih. Ati-ati pingsan kek. Ntar nggak ada yang mau gendong. Nggak ada yang mau liat PIIIP nya kakek soalnya. Pasti berkerut ya?"
"Oh makasih" katanya
"Lo terus aja kuatir ma gua, lumayan kok ada yang merhatiin" ucapnya lagi sinis. Tapi tetep aja dia nggak beranjak dari spotnya situ.
Gw pengen ngakak saat ini juga. Eh, tunggu dulu. Kalo gw ketawa sekarang, nggak seru entar.
"Oh, sama-sama." gw nyengir
"Merhatiin orang emang hobi gw."
"Apalagi kalo orang TUA. Kan kasian kalo kenape2 tuh. Ntar yang muda-muda bisa disalahin."
"iya bener, maka lo jangan brani MACEM-MACEM ma gue" tekan Das pada perkataannya.
"Ah udah ah, dasar lo nenek nenek"
Lah, sekarang gw dipanggil nenek-nenek, coba? Coba liat dari ujung kepala sampe dengkul, eh kaki gw. Manenya yang menunjukan tanda-tanda sudah 'uzur'?
Gw merhatiin tubuh gw baik-baik.
Nggak ada tuh. Semuanya masih menampakkan tanda-tanda kemudaan yang enerjik.
"Masa?" gw pura-pura bego
"Rambut gw... nggak putih kok."
Gw liat wajahnya, wah. Gawat nih. Udah mangkel anaknya. Sebelum masalah menjadi lebih jauh, dan akhirnya gw juga disalahin, padahal harusnya dia yang disalahin karena punya rambut kayak kakek-kakek (siapa yang nggak pengen ngejek, coba?), akhirnya gw nyerah.
Gw mikirin seribu topik yang mungkin dibicarakan. Nggak tau kenapa gw malah nyeplos
"Btw, lo pernah ngeliat hantu?"
Gw keinget sama film lama yang baru tadi gw tonton lagi. Kocak abis. Seru. Gw takut sih, sama yang namanya hantu. Tapi, insting gw mengatakan 'pengen liat' yang namanya hantu sekali aja. Meskipun ditanggung risiko gw bakal tergeletak tak sadarkan diri di tempat.
"Hah?" tanyanya.
Anaknya merespons. Tampak bingung. Wajar sih, orang tiba2 gw bahas soal hantu. Tapi mo gimana lagi, gw juga penasaran.
"Gak tuh" jawabnya sekenanya
Belom pernah juga?
Gw nyengir.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Baru buat separoh, jeh ==" udah nggak mood lagi.
ONSEN NIGHTMARE- Reia
Gw melihat Vei. Gw jadi nggak enak sama kejadian di toko es krim.
Waktu itu gw emang kelewat sensi
gw kayaknya musti minta maaf ke Vei deh...nggak enak perasaan gw kalo diem-dieman gini
"Ehm... Vei..." gw manggil Vei sambil rada malu-malu *lah*
"Iya?" tanyanya, tidak merasakan apapun *hintnya maksudnya*.
"Nggak disangka ya, ketemu Maya di sini" katanya senyum nyengir.
Buset, dia udah lupa tuh? Gw aja masih kepikiran sampe sekarang.
Biarin deh. Lupain aja. Lupain.
"Ah, nggak jadi ding. Manggil doang." gw nyengir
Gw mencoba mengalihkan perhatian, mencari pembicaraan baru.
Apa ya... apa ya...
Ah, sekilas gw kayak ngeliat ada orang berambut putih deh. Mane ya?
Ah. Itu die anaknya. Kayaknya kenalannya Vei.
"Eh, itu kenalanmu ya?" gw menunjuk ke Das. "Anaknya aneh bener ya. Eh salah. KAKEK2 yang aneh ya." gw menekankan kata-kata 'kakek'
"Oh, ya sudah" kata Vei kemudian bersandar lagi.
"Ah? Das ya? Iya, dia temanku dulu. Nggak aneh sih.."
"*ahem*"
Gw menoleh, melihat Das sedang *ahem* seperti nyadar dirinya dibicarakan. Tiba-tiba di pikiran gw tersirat ide yang menyenangkan.
Looks like fun.
Gw mendekati Das, pasang tampang yang udah jelas banget, PURA-PURA KHAWATIR
"Kek, kakek kenapa? Batuk ya? Nggak apa-apa kan? Kelamaan berendem di onsen sih. Ati-ati pingsan kek. Ntar nggak ada yang mau gendong. Nggak ada yang mau liat PIIIP nya kakek soalnya. Pasti berkerut ya?"
"Oh makasih" katanya
"Lo terus aja kuatir ma gua, lumayan kok ada yang merhatiin" ucapnya lagi sinis. Tapi tetep aja dia nggak beranjak dari spotnya situ.
Gw pengen ngakak saat ini juga. Eh, tunggu dulu. Kalo gw ketawa sekarang, nggak seru entar.
"Oh, sama-sama." gw nyengir
"Merhatiin orang emang hobi gw."
"Apalagi kalo orang TUA. Kan kasian kalo kenape2 tuh. Ntar yang muda-muda bisa disalahin."
"iya bener, maka lo jangan brani MACEM-MACEM ma gue" tekan Das pada perkataannya.
"Ah udah ah, dasar lo nenek nenek"
Lah, sekarang gw dipanggil nenek-nenek, coba? Coba liat dari ujung kepala sampe dengkul, eh kaki gw. Manenya yang menunjukan tanda-tanda sudah 'uzur'?
Gw merhatiin tubuh gw baik-baik.
Nggak ada tuh. Semuanya masih menampakkan tanda-tanda kemudaan yang enerjik.
"Masa?" gw pura-pura bego
"Rambut gw... nggak putih kok."
Gw liat wajahnya, wah. Gawat nih. Udah mangkel anaknya. Sebelum masalah menjadi lebih jauh, dan akhirnya gw juga disalahin, padahal harusnya dia yang disalahin karena punya rambut kayak kakek-kakek (siapa yang nggak pengen ngejek, coba?), akhirnya gw nyerah.
Gw mikirin seribu topik yang mungkin dibicarakan. Nggak tau kenapa gw malah nyeplos
"Btw, lo pernah ngeliat hantu?"
Gw keinget sama film lama yang baru tadi gw tonton lagi. Kocak abis. Seru. Gw takut sih, sama yang namanya hantu. Tapi, insting gw mengatakan 'pengen liat' yang namanya hantu sekali aja. Meskipun ditanggung risiko gw bakal tergeletak tak sadarkan diri di tempat.
"Hah?" tanyanya.
Anaknya merespons. Tampak bingung. Wajar sih, orang tiba2 gw bahas soal hantu. Tapi mo gimana lagi, gw juga penasaran.
"Gak tuh" jawabnya sekenanya
Belom pernah juga?
Gw nyengir.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Baru buat separoh, jeh ==" udah nggak mood lagi.