Post by Lemon de Lai on Dec 28, 2008 15:02:34 GMT 8
Aku berbaring di sebuah hutan yang tak pernah kujelajahi sebelumnya.
In fact, seluruh daerah ini merupakan tempat yang tak pernah aku jelajahi sebelumnya.
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya, pada wanita yang aku hampir tiduri. Kepalaku berat. Jantungku berdetak kencang. Aku berusaha melupakan semuanya. Aku tahu aphrodisiak itu sudah tidak bekerja, tapi mengapa perasaan itu masih ada?
Aku kembali meneguk antidote yang kubawa. Aku menghela nafas panjang, namun tidak juga kunjung reda perasaan ini.
Disaat seperti itu, tiba-tiba seseorang dengan rambut pirang dan mata biru datang menghampiriku.
"Shit" gumamku.
Ia menatapku sejenak, dan mulai berbicara.
"Je m'appelle alice. Et vous?"
Aku menganga. A-aku tidak mengerti bahasa ini!
"U-umm... Ma-makasih". Jawabku sekenanya.
Ia menatapku lagi.
"Nggak ngerti French, ya?" Katanya sambil tersenyum. "Namaku Alice. Kamu siapa?" Tanyanya kembali.
"Lai. Panggil saja itu." Kataku, tersenyum balik. Aku harus segera pergi dari hutan ini...
Ia kemudian memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Entah kenapa, ekspresi yang dibuatnya sama persis dengan ekspresiku. Ia kemudian berjalan menuju telaga didepanku dan berjongkok, sepertinya berniat meminum airnya dan mencuci wajahnya.
Aku tahu ada yang salah dengan hutan ini, makanya aku berusaha menghentikannya.
"Be-berhenti! Kamu!" Kataku bangun, dan berlari ke arahnya.
Namun terlambat. Pada saat aku menariknya, ia membantingku ke telaga dan membuatku basah kuyup. Diantara sadar dan tidak, aku melihat ia membuka bajunya...
**************
Hari sudah malam ketika aku membuka mataku. Alice ada disampingku, duduk dan menatap langit.
Ia menyadari aku bangun. Ia menatapku, tersenyum dan - entah aku salah lihat atau tidak - cahaya bulan purnama mengerangi wajahnya yang memerah.
"Kamu tidur lama sekali. Kita harus keluar dari hutan ini" Kata Alice, bangun dan menyodorkan tangannya untuk membantuku. Aku bangun, tanpa berbicara apa-apa.
Selama kami berjalan keluar hutan, Alice selalu memegangi tanganku. Wangi rambutnya membuatku ingin membelainya, namun ada sesuatu didalam ingatanku yang melarang aku berbuat apa-apa pada wanita ini.
Tiba-tiba, dari kegelapan, seekor serigala menerkam Alice dari samping. Aku segera melempar Alice ke depan, dan menahan gigitan serigala itu dengan tanganku.
"Alice!! Lari!!" Teriakku.
"Non!!" Teriaknya. Ia mengambil batang besar dan memukulkannya ke serigala itu dengan keras. Serigala itu terpental, dan kemudian mundur hanya untuk melolong.
"AUUUUM!!"
Beberapa detik kemudian, segerombolan serigala - tak terhitung jumlahnya - datang dari dalam hutan.
"Shit.. Alice, Lari!!" Kataku. Aku menarik Alice dan segera berlari dan melompat keluar dari hutan tersebut.
Dibelakangku, serigala-serigala sudah mengepung. Entah bagaimana, aku segera menyentuhkan tanganku ke tanah, dan berteriak - "EASU!!"
Kumpulan batu dan tanah segera keluar dari dalam bumi, menciptakan benteng sekaligus menara bagi kami, menghantam serigala-serigala itu ke langit, dan menghempaskan mereka ke bumi. Sisa dari serigala-serigala itu segera berlari kembali kedalam hutan dengan ekor diantara kaki mereka.
Aku terduduk - "kekuatan apa yang sebenarnya aku miliki?" Pikirku dalam hati.
Aku menghela nafas. Dan menatap kesampingku. Seorang perempuan dengan rambut pirang dan mata biru menatapku lekat-lekat.
"Me-merci, monsieur..." Katanya.
Aku menganga. Aku tidak mengerti bahasa ini!
"Je m'appelle alice. Et vous?"
In fact, seluruh daerah ini merupakan tempat yang tak pernah aku jelajahi sebelumnya.
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya, pada wanita yang aku hampir tiduri. Kepalaku berat. Jantungku berdetak kencang. Aku berusaha melupakan semuanya. Aku tahu aphrodisiak itu sudah tidak bekerja, tapi mengapa perasaan itu masih ada?
Aku kembali meneguk antidote yang kubawa. Aku menghela nafas panjang, namun tidak juga kunjung reda perasaan ini.
Disaat seperti itu, tiba-tiba seseorang dengan rambut pirang dan mata biru datang menghampiriku.
"Shit" gumamku.
Ia menatapku sejenak, dan mulai berbicara.
"Je m'appelle alice. Et vous?"
Aku menganga. A-aku tidak mengerti bahasa ini!
"U-umm... Ma-makasih". Jawabku sekenanya.
Ia menatapku lagi.
"Nggak ngerti French, ya?" Katanya sambil tersenyum. "Namaku Alice. Kamu siapa?" Tanyanya kembali.
"Lai. Panggil saja itu." Kataku, tersenyum balik. Aku harus segera pergi dari hutan ini...
Ia kemudian memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Entah kenapa, ekspresi yang dibuatnya sama persis dengan ekspresiku. Ia kemudian berjalan menuju telaga didepanku dan berjongkok, sepertinya berniat meminum airnya dan mencuci wajahnya.
Aku tahu ada yang salah dengan hutan ini, makanya aku berusaha menghentikannya.
"Be-berhenti! Kamu!" Kataku bangun, dan berlari ke arahnya.
Namun terlambat. Pada saat aku menariknya, ia membantingku ke telaga dan membuatku basah kuyup. Diantara sadar dan tidak, aku melihat ia membuka bajunya...
**************
Hari sudah malam ketika aku membuka mataku. Alice ada disampingku, duduk dan menatap langit.
Ia menyadari aku bangun. Ia menatapku, tersenyum dan - entah aku salah lihat atau tidak - cahaya bulan purnama mengerangi wajahnya yang memerah.
"Kamu tidur lama sekali. Kita harus keluar dari hutan ini" Kata Alice, bangun dan menyodorkan tangannya untuk membantuku. Aku bangun, tanpa berbicara apa-apa.
Selama kami berjalan keluar hutan, Alice selalu memegangi tanganku. Wangi rambutnya membuatku ingin membelainya, namun ada sesuatu didalam ingatanku yang melarang aku berbuat apa-apa pada wanita ini.
Tiba-tiba, dari kegelapan, seekor serigala menerkam Alice dari samping. Aku segera melempar Alice ke depan, dan menahan gigitan serigala itu dengan tanganku.
"Alice!! Lari!!" Teriakku.
"Non!!" Teriaknya. Ia mengambil batang besar dan memukulkannya ke serigala itu dengan keras. Serigala itu terpental, dan kemudian mundur hanya untuk melolong.
"AUUUUM!!"
Beberapa detik kemudian, segerombolan serigala - tak terhitung jumlahnya - datang dari dalam hutan.
"Shit.. Alice, Lari!!" Kataku. Aku menarik Alice dan segera berlari dan melompat keluar dari hutan tersebut.
Dibelakangku, serigala-serigala sudah mengepung. Entah bagaimana, aku segera menyentuhkan tanganku ke tanah, dan berteriak - "EASU!!"
Kumpulan batu dan tanah segera keluar dari dalam bumi, menciptakan benteng sekaligus menara bagi kami, menghantam serigala-serigala itu ke langit, dan menghempaskan mereka ke bumi. Sisa dari serigala-serigala itu segera berlari kembali kedalam hutan dengan ekor diantara kaki mereka.
Aku terduduk - "kekuatan apa yang sebenarnya aku miliki?" Pikirku dalam hati.
Aku menghela nafas. Dan menatap kesampingku. Seorang perempuan dengan rambut pirang dan mata biru menatapku lekat-lekat.
"Me-merci, monsieur..." Katanya.
Aku menganga. Aku tidak mengerti bahasa ini!
"Je m'appelle alice. Et vous?"