Post by Sai on Oct 18, 2008 21:32:48 GMT 8
Oke, mood fic saya akhirnnya tiba juga >_>
masa lalu itu kadang menyedihkan, tapi juga membawa impact ke kehidupan kita sekarang. Yah, kebanyakan orang memang begitu termasuk juga Vei. Kebiasaan-kebiasaan yang membuatnya seperti sekarang. Dan kebiasaannya itu terkombinasi dengan sangat buruk, pikirnya.
Yap, mari kita mulai dari 3 tahun lalu saja..
3 tahun yang lalu.. berarti Vei masih kelas 1 SMP. Dimana-mana anak-anak yang masih nggal kenal satu sama lain berkumpul ngobrol entah apa.
Vei nggak ikut ngumpul. Soalnya dia seperti berbeda sendiri dari yang lain. Mata anak-anak itu berwarna coklat atau hitam. Sedangkan dia? Hijau. Dan apa hijau itu warna mata yang normal? Nggak kan? Makanya dia lebih baik sendiri saja. Ia hanya memperhatikan orang yang lalu lalang dari tadi. Seakan tidak mempedulikan dia ada atau tidak. Yah, dia sudah biasa begini. Toh dia selalu pindah dari Negara satu ke negara lain. Jadi dia sudah menganggapnya biasa saja. Tak akan ada kok yang peduli dengannya sampai kira-kira waktu masuk nanti.
Keesokan harinya sudah ada beberapa orang yang berkenalan dengannya. Walaupun Vei termasuk orang yang supel, toh kali ini dia merasa nggak enak. Apa gara-gara ada swings of mood? Dia sendiri juga nggak tau. Tapi sampai beberapa jam kemudian dan waktu sekolah hampir pulang, dia disapa oleh seornag cowok yang nggak pernah dia kenal. Cowok itu berkacamata, dan dari gossip yang sering ia dengar, lumayan populer. Vei pertamanya cuman bengong aja, karena nggak akan nyangka bakal diajak omong.
“Hai” sapa cowok itu ramah. Vei masih diem aja. Cowo itu pun melambai-lambaikan tangannya di depan muka Vei. Barulah dia sadar kalo yang diajak omong itu dia >_>
“A..ah iya.. Hai” balas Vei nggak terlalu peduli pertamanya. Tiba-tiba cowok itu langsung mengulurkan tangannya.
“Kenalkan, Sevire” katanya masih tersenyum. Vei pun membalas jabatan tangannya, agak mengernyitkan dahi mendengar namanya. Sevire tertawa kecil.
“Kenapa? Namaku aneh ya?” tanyanya sambil menggaruk-garuk tengkuknya, sudah melepaskan jabatan tangannya.
“Namamu Velia kan?” sambungnya lagi. Vei cuman mengangguk kecil. Kemudian menatap Sevire. Matanya biru. ‘Orang Eropa?’ pikirnya.
Ya... cuman sampe segitu dulu XP
Nanti ada hubungannya sama Das kok XP tenang saijya *lah
masa lalu itu kadang menyedihkan, tapi juga membawa impact ke kehidupan kita sekarang. Yah, kebanyakan orang memang begitu termasuk juga Vei. Kebiasaan-kebiasaan yang membuatnya seperti sekarang. Dan kebiasaannya itu terkombinasi dengan sangat buruk, pikirnya.
Yap, mari kita mulai dari 3 tahun lalu saja..
3 tahun yang lalu.. berarti Vei masih kelas 1 SMP. Dimana-mana anak-anak yang masih nggal kenal satu sama lain berkumpul ngobrol entah apa.
Vei nggak ikut ngumpul. Soalnya dia seperti berbeda sendiri dari yang lain. Mata anak-anak itu berwarna coklat atau hitam. Sedangkan dia? Hijau. Dan apa hijau itu warna mata yang normal? Nggak kan? Makanya dia lebih baik sendiri saja. Ia hanya memperhatikan orang yang lalu lalang dari tadi. Seakan tidak mempedulikan dia ada atau tidak. Yah, dia sudah biasa begini. Toh dia selalu pindah dari Negara satu ke negara lain. Jadi dia sudah menganggapnya biasa saja. Tak akan ada kok yang peduli dengannya sampai kira-kira waktu masuk nanti.
Keesokan harinya sudah ada beberapa orang yang berkenalan dengannya. Walaupun Vei termasuk orang yang supel, toh kali ini dia merasa nggak enak. Apa gara-gara ada swings of mood? Dia sendiri juga nggak tau. Tapi sampai beberapa jam kemudian dan waktu sekolah hampir pulang, dia disapa oleh seornag cowok yang nggak pernah dia kenal. Cowok itu berkacamata, dan dari gossip yang sering ia dengar, lumayan populer. Vei pertamanya cuman bengong aja, karena nggak akan nyangka bakal diajak omong.
“Hai” sapa cowok itu ramah. Vei masih diem aja. Cowo itu pun melambai-lambaikan tangannya di depan muka Vei. Barulah dia sadar kalo yang diajak omong itu dia >_>
“A..ah iya.. Hai” balas Vei nggak terlalu peduli pertamanya. Tiba-tiba cowok itu langsung mengulurkan tangannya.
“Kenalkan, Sevire” katanya masih tersenyum. Vei pun membalas jabatan tangannya, agak mengernyitkan dahi mendengar namanya. Sevire tertawa kecil.
“Kenapa? Namaku aneh ya?” tanyanya sambil menggaruk-garuk tengkuknya, sudah melepaskan jabatan tangannya.
“Namamu Velia kan?” sambungnya lagi. Vei cuman mengangguk kecil. Kemudian menatap Sevire. Matanya biru. ‘Orang Eropa?’ pikirnya.
Ya... cuman sampe segitu dulu XP
Nanti ada hubungannya sama Das kok XP tenang saijya *lah